Monday, January 28, 2013

PENGGUNAAN FREEBSD SEBAGAI GATEWAY PADA JARINGAN KOMPUTER NIRKABEL

PENGGUNAAN FREEBSD SEBAGAI GATEWAY PADA JARINGAN KOMPUTER NIRKABEL

Rifky Ardiansyah
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Elektro
Universitas Mercu Buana

ABSTRAK

Jaringan komputer nirkabel merupakan teknologi yang cukup baru di dalam dunia jaringan komputer dimana teknologi ini menghubungkan komputer tanpa menggunakan kabel melainkan menggunakan gelombang dengan frekuensi 2.4 GHz.
Jaringan komputer saat ini pada umumnya masih menggunakan kabel dengan adanya perbedaan media yaitu udara dan kabel maka dibutuhkan suatu alat untuk menggabungkan kedua jaringan yang berbeda media tersebut. Alat ini bernama access point. Tetapi ada masalah lain dimana harga access point tersebut tidaklah murah sehingga dicarikan alternatif lain yaitu menggunakan personal computer dengan sistem operasi FreeBSD. Namun alternatif tersebut tidak bisa sempurna seperti access point yang berupa perangkat keras. Tetapi semua itu bukanlah masalah karena tidak semua fasilitas accses point digunakan.

PENDAHULUAN
Jaringan komputer (jaringan) adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi (surel, pesan instan), dan dapat mengakses informasi(peramban web). Tujuan dari jaringan komputer adalah agar dapat mencapai tujuannya, setiap bagian dari jaringan komputer dapat meminta dan memberikan layanan (service). Konsep jaringan komputer berbeda dengan konsep komunikasi data biasa, di-mana beberapa komputer akan saling terhubung dengan kabel sehingga tiap–tiap komputer dapat saling bertukar data.
Pada awalnya implementasi jaringan komputer adalah menggunakan kabel. Seiring dengan perkembangan jaman dan tututan kecepan transmisi data teknologi kabel terus berkembang. Selain penggunaan kabel dan teknologi semakin berkembang maka keluar transmisi data menggunakan serat optik, dimana kecepatan transfer data jauh melebihi menggunakan kabel. Tetapi semua itu masih belum cukup karena semua teknologi tersebut menggunakan media berupa kabel dan membutuhkan biaya yang tinggi apabila jarak antar komputer sangat jauh. Selain itu cara pemasangan kabel kurang praktis dan kabel harus ditanam agar terlihat rapi. Untuk mengatasi hal itu maka keluarlah inovasi dimana pertukaran data tidak lagi menggunakan kabel melainkan menggunan udara sebagai media pengiriman dan data yang dikirimkan menggunakan gelombang wave.
Alat yang mendukung gelombang wave adalah “access point” dimana salah satu fungsinya adalah untuk meng-hubungkan jaringan kabel dengan jaringan nirkabel. Meskipun dapat menghubungkan kedua jaringan tersebut tetapi dirasakan bahwa harga dari “access point” tersebut sangat mahal sehingga dicarikan alternatif lain yaitu menggunakan sebuah “personal computer” dengan sistem operasi FreeBSD dimana dengan sistem operasi tersebut dapat menghubungkan kedua jaringan yang berbeda device tersebut menggunakan metode routing.

DASAR TEORI
 
FreeBSD merupakan sistem operasi berbasis POSIX (Portable Operating System based on UNIX) yang dikembangkan oleh Universitas Barkeley California. Sistem operasi ini memiliki stabilitas yang baik dan informasi security advisoty yang cepat.
FreeBSD memiliki dukungan perangkat nirkabel dan tools untuk mengkonfigurasi device nirkabel pada instalasi defaultnya. Konfigurasi untuk FreeBSD sangat mudah terutama untuk konfigurasi NAT dan router. Selain ada beberapa kemudahan tetapi untuk proses instalasi Sistem Operasi tersebut lebih rumit dibandingkan dengan sistem operasi Linux dan Windows.
Jaringan nirkabel memiliki beberapa stadarisasi antara lain 802.11b, 802.11a, 802.11g dan 802.11n. Jenis antena pada jaringan nirkabel ada beberapa macam yaitu:
  1. Antena Omni directional, digunakan untuk “access point” dan akan memberikan service secara 360o.
  2. Antena Sektoral, antena ini memiliki prinsip yang sama dengan omni tetapi antena ini membatasi lingkup servisnya menjadi 90o,120o atau 180o.
  3. Antena Directional, antena ada dua macam tipe yang pertama adalah tipe Yagi dan yang kedua adalah antena semi parabola.
Jarak Maksimal dari dua antena ter-gantung dari jenis antena yang digunakan, apabila menggunakan omnidirectional bisa mecapai jarak 2-300 meter, 1 kilometer apabila menggunakan antena semi parabola, 2-3 kilometer apabila menggunakan antena omnidirectional dengan penguat (200mW), dan dapat mencapai beberapa kilometer lagi dengan menggunakan antena semi parabola yang mengunnakan penguat. Dapat men-capai 50-60 kilometer apabila menggunakan parabola dan semi parabola yang meng-gunakan penguat yang cukup besar. Penggunaan penguat akan sangat tergantung dari peraturan-peraturan tiap negara tentang penggunaan frekuensi. Model konfigurasi jaringan nirkabel. 
1. Mode Adhoc

2. Mode Infrastructure

Dengan menggunakan gateway  FreeBSD maka dapat dibentuk sebuah   susunan jaringan baru dimana setiap    workstation akan terkoneksi secara peer to peer dan dapat melewati PC dengan FreeBSD sebagai     gateway     menuju jaringan kabel.

EXPERIMENT

Pertama–tama dibutuhkan sebuah kom-puter dengan spesifikasi yang tidak terlalu tinggi, yaitu cukup dengan prosesor Pentium II keatas, 64MB RAM, HardDisk 2 Gb, Intel Ethernet Card, PCMCIAtoPCI Bridge, Orinnoco PCMCIA Wireless Device,Antena Omni HyperGain, konverter kabel dari antena nirkabel ke, CD-ROM (untuk insta-lasi). Setelah itu ambil file image cdrom sistem operasi FreeBSD dari situs http:// www.linuxiso.org. Setelah file selesai di-ambil, bakar file image tersebut kedalam CD. Diagram pemasangan jaringan seperti pada gambar dibawah ini:

Sebelum instalasi device nirkabel dan device ethernet perlu dipasang pada kom-puter. Pertama–tama dikarenakan device nirkabel berupa PCMCIA maka device tersebut perlu sebuah konverter dimana konverter tersebut berupa device PCI dimana device tersebut selanjutnya akan disebut device PCMCIAtoPCI.
Setelah device nirkabel dipasang di device PCMCIAtoPCI (gambar 10) kemudian pasang device PCMCIAtoPCI ke slot PCI yang kosong. Setelah memasang device nirkabel kemudian pasang device ethernet pada slot yang lain.

Instalasi sistem operasi memerlukan pengalaman yang cukup dikarenakan insta-lasi sistem operasi FreeBSD tergolong susah dibandingkan UNIX like lainnya seperti Linux dikarenakan FreeBSD memiliki mode partisi hardisk yang sedikit berbeda dengan OS lainnya yang menggunakan extended dan primary partition sedangkan FreeBSD menggunakan slice untuk partisinya.
Setelah instalasi selesai, saatnya untuk mengkonfigurasi device yang telah di-pasang. Untuk masalah jaringan kabel diasumsikan bahwa implementasi jaringan kabel untuk device ethernet sudah ada dan jaringan kabel tersebut memiliki default gateway 202.43.253.1, hostname untuk IP 202.43.253.9 adalah matt.petra.ac.id dan telah terkoneksi dengan internet.
Konfigurasi yang akan dibahas disini ada dua macam yang pertama adalah FreeBSD dikonfigurasi untuk menjadi router biasa dan yang yang kedua adalah dikon-figurasi menjadi router dan NAT (Network Address Translation). Fungsi utama dari NAT adalah sebagai sharing Internet apabila pada suatu jaringan hanya memiliki satu IP Public yang dapat dikenali di Internet. Jadi NAT merupakan salah satu cara lain untuk sharing Internet selain mengunakan proxy.
Untuk konfigurasi pertama akan meng-gunaka file konfigurasi /etc/rc.conf dengan isi :

defaultrouter = “202.43.253.1” 
hostname=”matt.petra.ac.id” 
gateway_enable=”YES” 
ifconfig_fxp0=“inet 202.43.253.9 netmask  255.255.255.0”    

Untuk konfigurasi perlu dilakukan kompile ulang kernel dengan penambahan konfigurasi pada file /usr/src/sys/i386/conf/ GENERIC.

options IPFIREWALL
       options IPDIVERT

selain itu untuk file /etc/rc.conf perlu ditambahkan
firewall_enable = “YES” 
firewall_type = “OPEN” 
natd_enable = “YES” 
natd_interface = “fxp0” 
natd_flags = “”
   
Untuk device nirkabel yaitu device wi0 tidak boleh dikonfigurasi secara automatis karena pada saat device tersebut dikon-figurasi oleh rc.conf ada kemungkinan bahwa device tersebut belum diload jadi dapat memungkinkan terjadi crash. Hal ini disebabkan karena device nirkabel yang digunakan merupakan device PCMCIA yang diload oleh device PCMCIAtoPCI sehingga yang diload oleh kernel pertama kali adalah device PCMCIAtoPCI tersebut baru setelah itu selang beberapa waktu device nirkabel akan terdeteksi dan akan diload oleh kernel. Normalnya device nirkabel akan terdeteksi sesaat setelah prompt login keluar.

Jadi untuk mengkonfigurasi device nirkabel perlu dibuatkan sebuah script agar konfigurasinya dapat digunakan hanya dengan menjalankan sebuah file script.


isi file script start-wireless.sh
#!/bin/sh

ifconfig wi0 192.168.10.1 netmask 255.255.255.0

      wicontrol –i wi0 –s wireless 
   wicontrol –i wi0 –k 4321 
   wicontrol –i wi0 –e 1 
   wicontrol –i wi0 –f 11 
Setelah semua konfigurasi perangkat lunak siap, sekarang waktunya untuk mem-persiapkan perangkat keras yaitu antena. Antena yang akan digunakan untuk menerima koneksi dari workstation yang akan akses ke jaringan kabel digunakan antena omni directional karena tujuannya semua workstation disekitar antena dapat mengakses gateway yang telah dibuat. Merakit antena omni agar siap untuk disambung dengan kabel coaxial.

Setelah semuanya siap maka hasil dari pemasangan seluruh perangkat adalah 1 unit PC dengan 1 device ethernet yang tertancap pada suatu jaringan ,1 device nirkabel dan PCMCIAtoPCI dimana device nirkabel telah terhubung pada kabel antena dan sambungan ke kabel coaxial berserta antena yang terpasang pada kabel coaxial.

Pemasangan antena harus pada tempat yang strategis dan tidak ada halangan tembok terutama beton agar semua workstation dapat mengaksesnya dari arah manapun juga. Interface Intel EEPro terhubung dengan jaringan kabel dengan network address 202.43.253.0/26 dan diberi ip address 202.43.253.9, untuk interface orinoco terhubung dengan jaringan nirkabel dengan mode jaringan ad-hoc atau peer to peer dengan network address 192.168.10.0/24. IP Address yang diset pada device tersebut adalah 192.168.10.1, SSID = “wireless”, WEP key enabled, Key = “4321” dan Channel = 11. Sistem tersebut memiliki default gateway menuju ip 202.43.253.1.

Sebuah laptop dipasang device orinoco silver dan diberi konfigurasi IP Address 192.168.10.10 dan SSID = “wireless”, WEP key enabled, Key = “4321” dan Channel = 11. Pengetesan simulasi access point meng-gunakan FreeBSD ini dilakukan dengan mencoba melacak apakah paket yang di-lempar oleh workstation nirkabel dapat mencapai jaringan kabel. Pengetesan dapat dilakukan dengan berbagai macam. Karena terdapat dua konfigurasi yang berbeda yaitu menggunakan NAT dan tidak maka metode pengetasannya berbeda. Yang pertama pengetesan router tanpa menggunakan NAT. Pengetesan ini cukup dilakukan dengan menggunakan utiliti ping dimana laptop ping ke server mandrake.petra.ac.id di jaringan kabel, dan ada response dari server tersebut maka router yang dibuat untuk menyambungkan jaringan nirkabel dan jaringan kabel telah berhasil.

Untuk konfigurasi kedua cara pengetesan sedikit rumit karena jarang sekali utiliti yang menampilkan secara keseluruhan isi sebuah paket. Untuk mudahnya adalah menggunakan cara login ke server john. petra.ac.id lain di jaringan kabel dan melihat darimanakah user tersebut login dengan perintah “w” dan apabila lokasi user berasal dari IP Address 202.43.253.9 atau hostname matt.petra.ac.id maka NAT telah berhasil.

KESIMPULAN

FreeBSD dapat menghubungkan jaring-an kabel dengan jaringan nirkabel dengan mengfungsikan FreeBSD tersebut sebagai router. Tetapi FreeBSD tidak dapat mensimu-lasikan seluruhan kemampuan dari “access point”. Kelemahan yang lain adalah mode jaringan nirkabel yang dapat dijalankan adalah mode peer to peer bukan infrastructure.


DAFTAR PUSTAKA

  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_komputer
  2.