PENGGUNAAN FREEBSD SEBAGAI GATEWAY PADA JARINGAN KOMPUTER
NIRKABEL
Fakultas
Teknik, Program Studi Teknik Elektro
Universitas Mercu
Buana
ABSTRAK
Jaringan komputer nirkabel merupakan teknologi
yang cukup baru di dalam dunia jaringan komputer dimana teknologi ini menghubungkan
komputer tanpa menggunakan kabel melainkan menggunakan gelombang dengan
frekuensi 2.4 GHz.
Jaringan komputer saat ini pada umumnya masih
menggunakan kabel dengan adanya perbedaan media yaitu udara dan kabel maka
dibutuhkan suatu alat untuk menggabungkan kedua jaringan yang berbeda media
tersebut. Alat ini bernama access point. Tetapi ada masalah lain dimana
harga access point tersebut tidaklah murah sehingga dicarikan alternatif
lain yaitu menggunakan personal computer dengan sistem operasi FreeBSD.
Namun alternatif tersebut tidak bisa sempurna seperti access point yang berupa
perangkat keras. Tetapi semua itu bukanlah masalah karena tidak semua fasilitas
accses point digunakan.
PENDAHULUAN
Jaringan komputer (jaringan) adalah
sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat
berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi (surel, pesan instan), dan
dapat mengakses informasi(peramban web). Tujuan dari jaringan komputer adalah
agar dapat mencapai tujuannya, setiap bagian dari jaringan komputer dapat
meminta dan memberikan layanan (service). Konsep jaringan komputer
berbeda dengan konsep komunikasi data biasa, di-mana beberapa komputer akan saling terhubung dengan kabel
sehingga tiap–tiap komputer dapat saling bertukar data.
Pada awalnya implementasi jaringan komputer
adalah menggunakan kabel. Seiring dengan perkembangan jaman dan tututan kecepan
transmisi data teknologi kabel terus berkembang. Selain penggunaan kabel dan
teknologi semakin berkembang maka keluar transmisi data menggunakan serat
optik, dimana kecepatan transfer data jauh melebihi menggunakan kabel. Tetapi
semua itu masih belum cukup karena semua teknologi tersebut menggunakan media
berupa kabel dan membutuhkan biaya yang tinggi apabila jarak antar komputer
sangat jauh. Selain itu cara pemasangan kabel kurang praktis dan kabel harus
ditanam agar terlihat rapi. Untuk mengatasi hal itu maka keluarlah inovasi
dimana pertukaran data tidak lagi menggunakan kabel melainkan menggunan udara
sebagai media pengiriman dan data yang dikirimkan menggunakan gelombang wave.
Alat yang mendukung gelombang wave adalah
“access point” dimana salah satu fungsinya adalah untuk meng-hubungkan jaringan
kabel dengan jaringan nirkabel. Meskipun dapat menghubungkan kedua jaringan
tersebut tetapi dirasakan bahwa harga dari “access point” tersebut sangat mahal
sehingga dicarikan alternatif lain yaitu menggunakan sebuah “personal computer”
dengan sistem operasi FreeBSD dimana dengan sistem operasi tersebut dapat
menghubungkan kedua jaringan yang berbeda device tersebut menggunakan metode
routing.
DASAR TEORI
FreeBSD merupakan sistem operasi berbasis POSIX
(Portable Operating System based on UNIX) yang dikembangkan oleh Universitas
Barkeley California. Sistem operasi ini memiliki stabilitas yang baik dan
informasi security advisoty yang cepat.
FreeBSD memiliki dukungan perangkat nirkabel dan
tools untuk mengkonfigurasi device nirkabel pada instalasi defaultnya. Konfigurasi untuk
FreeBSD sangat mudah terutama untuk konfigurasi NAT dan router. Selain ada beberapa
kemudahan tetapi untuk proses instalasi Sistem Operasi tersebut lebih rumit
dibandingkan dengan sistem operasi Linux dan Windows.
Jaringan nirkabel memiliki beberapa stadarisasi
antara lain 802.11b, 802.11a, 802.11g dan 802.11n. Jenis antena pada jaringan nirkabel ada beberapa
macam yaitu:
- Antena Omni directional, digunakan untuk “access point” dan akan memberikan service secara 360o.
- Antena Sektoral, antena ini memiliki prinsip yang sama dengan omni tetapi antena ini membatasi lingkup servisnya menjadi 90o,120o atau 180o.
- Antena Directional, antena ada dua macam tipe yang pertama adalah tipe Yagi dan yang kedua adalah antena semi parabola.
1. Mode Adhoc
2. Mode Infrastructure
Dengan menggunakan gateway
FreeBSD maka dapat dibentuk sebuah
susunan jaringan baru dimana setiap workstation akan terkoneksi secara peer to peer dan dapat melewati PC dengan FreeBSD sebagai gateway
menuju jaringan kabel.
EXPERIMENT
Pertama–tama dibutuhkan sebuah kom-puter dengan
spesifikasi yang tidak terlalu tinggi, yaitu cukup dengan prosesor Pentium II
keatas, 64MB RAM, HardDisk 2 Gb, Intel Ethernet Card, PCMCIAtoPCI Bridge,
Orinnoco PCMCIA Wireless Device,Antena Omni HyperGain, konverter kabel dari
antena nirkabel ke, CD-ROM (untuk insta-lasi). Setelah itu ambil file image
cdrom sistem operasi FreeBSD dari situs http:// www.linuxiso.org. Setelah
file selesai di-ambil, bakar file image tersebut kedalam CD. Diagram pemasangan
jaringan seperti pada gambar dibawah ini:
Sebelum instalasi device nirkabel dan device
ethernet perlu dipasang pada kom-puter. Pertama–tama dikarenakan device nirkabel
berupa PCMCIA maka device tersebut
perlu sebuah konverter dimana konverter tersebut berupa device PCI dimana
device tersebut selanjutnya akan disebut device PCMCIAtoPCI.
Setelah device nirkabel dipasang di device
PCMCIAtoPCI (gambar 10) kemudian pasang device PCMCIAtoPCI ke slot PCI yang
kosong. Setelah memasang device nirkabel kemudian pasang device ethernet pada
slot yang lain.
Instalasi sistem operasi memerlukan pengalaman
yang cukup dikarenakan insta-lasi sistem operasi FreeBSD tergolong susah
dibandingkan UNIX like lainnya seperti Linux dikarenakan FreeBSD memiliki mode
partisi hardisk yang sedikit berbeda dengan OS lainnya yang menggunakan extended dan primary
partition sedangkan FreeBSD menggunakan slice untuk partisinya.
Setelah instalasi selesai, saatnya untuk
mengkonfigurasi device yang telah di-pasang. Untuk masalah jaringan kabel
diasumsikan bahwa implementasi jaringan kabel untuk device ethernet sudah ada
dan jaringan kabel tersebut memiliki default gateway 202.43.253.1, hostname
untuk IP 202.43.253.9 adalah matt.petra.ac.id dan telah terkoneksi dengan
internet.
Konfigurasi yang akan dibahas disini ada dua
macam yang pertama adalah FreeBSD dikonfigurasi untuk menjadi router biasa dan
yang yang kedua adalah dikon-figurasi menjadi router dan NAT (Network Address
Translation). Fungsi utama dari NAT
adalah sebagai sharing Internet apabila pada suatu jaringan hanya memiliki satu
IP Public yang dapat dikenali di Internet. Jadi NAT merupakan salah satu cara
lain untuk sharing Internet selain mengunakan proxy.
Untuk konfigurasi pertama akan meng-gunaka file
konfigurasi /etc/rc.conf dengan isi :
defaultrouter
= “202.43.253.1”
hostname=”matt.petra.ac.id”
gateway_enable=”YES”
ifconfig_fxp0=“inet 202.43.253.9 netmask 255.255.255.0”
Untuk konfigurasi perlu dilakukan kompile ulang
kernel dengan penambahan konfigurasi pada file /usr/src/sys/i386/conf/ GENERIC.
options
IPFIREWALL
options IPDIVERT
selain itu untuk file /etc/rc.conf perlu
ditambahkan
firewall_enable = “YES”
firewall_type = “OPEN”
natd_enable = “YES”
natd_interface = “fxp0”
natd_flags = “”
Untuk device nirkabel yaitu device wi0 tidak
boleh dikonfigurasi secara automatis karena pada saat device tersebut
dikon-figurasi oleh rc.conf ada kemungkinan bahwa device tersebut belum diload
jadi dapat memungkinkan terjadi crash. Hal ini disebabkan karena device nirkabel yang digunakan
merupakan device PCMCIA yang diload oleh device PCMCIAtoPCI sehingga yang
diload oleh kernel pertama kali adalah device PCMCIAtoPCI tersebut baru setelah
itu selang beberapa waktu device nirkabel akan terdeteksi dan akan diload oleh
kernel. Normalnya device nirkabel akan terdeteksi sesaat setelah prompt login
keluar.
Jadi untuk mengkonfigurasi device nirkabel perlu dibuatkan sebuah script agar konfigurasinya dapat digunakan hanya dengan menjalankan sebuah file script.
wicontrol –i wi0 –s
wireless
Jadi untuk mengkonfigurasi device nirkabel perlu dibuatkan sebuah script agar konfigurasinya dapat digunakan hanya dengan menjalankan sebuah file script.
isi
file script start-wireless.sh
#!/bin/sh
ifconfig wi0
192.168.10.1 netmask 255.255.255.0
wicontrol –i wi0 –k 4321
wicontrol –i wi0 –e 1
wicontrol –i wi0 –f 11
Setelah semua konfigurasi perangkat lunak siap, sekarang waktunya untuk mem-persiapkan perangkat keras yaitu antena. Antena yang akan digunakan untuk menerima koneksi dari workstation yang akan akses ke jaringan kabel digunakan antena omni directional karena tujuannya semua workstation disekitar antena dapat mengakses gateway yang telah dibuat. Merakit antena omni agar siap untuk disambung dengan kabel coaxial.
Setelah semuanya siap maka hasil dari pemasangan seluruh perangkat adalah 1 unit PC dengan 1 device ethernet yang tertancap pada suatu jaringan ,1 device nirkabel dan PCMCIAtoPCI dimana device nirkabel telah terhubung pada kabel antena dan sambungan ke kabel coaxial berserta antena yang terpasang pada kabel coaxial.
Pemasangan antena harus pada tempat yang strategis dan tidak ada halangan tembok terutama beton agar semua workstation dapat mengaksesnya dari arah manapun juga. Interface Intel EEPro terhubung dengan jaringan kabel dengan network address 202.43.253.0/26 dan diberi ip address 202.43.253.9, untuk interface orinoco terhubung dengan jaringan nirkabel dengan mode jaringan ad-hoc atau peer to peer dengan network address 192.168.10.0/24. IP Address yang diset pada device tersebut adalah 192.168.10.1, SSID = “wireless”, WEP key enabled, Key = “4321” dan Channel = 11. Sistem tersebut memiliki default gateway menuju ip 202.43.253.1.
Sebuah laptop dipasang device orinoco silver dan diberi konfigurasi IP Address 192.168.10.10 dan SSID = “wireless”, WEP key enabled, Key = “4321” dan Channel = 11. Pengetesan simulasi access point meng-gunakan FreeBSD ini dilakukan dengan mencoba melacak apakah paket yang di-lempar oleh workstation nirkabel dapat mencapai jaringan kabel. Pengetesan dapat dilakukan dengan berbagai macam. Karena terdapat dua konfigurasi yang berbeda yaitu menggunakan NAT dan tidak maka metode pengetasannya berbeda. Yang pertama pengetesan router tanpa menggunakan NAT. Pengetesan ini cukup dilakukan dengan menggunakan utiliti ping dimana laptop ping ke server mandrake.petra.ac.id di jaringan kabel, dan ada response dari server tersebut maka router yang dibuat untuk menyambungkan jaringan nirkabel dan jaringan kabel telah berhasil.
Setelah semua konfigurasi perangkat lunak siap, sekarang waktunya untuk mem-persiapkan perangkat keras yaitu antena. Antena yang akan digunakan untuk menerima koneksi dari workstation yang akan akses ke jaringan kabel digunakan antena omni directional karena tujuannya semua workstation disekitar antena dapat mengakses gateway yang telah dibuat. Merakit antena omni agar siap untuk disambung dengan kabel coaxial.
Setelah semuanya siap maka hasil dari pemasangan seluruh perangkat adalah 1 unit PC dengan 1 device ethernet yang tertancap pada suatu jaringan ,1 device nirkabel dan PCMCIAtoPCI dimana device nirkabel telah terhubung pada kabel antena dan sambungan ke kabel coaxial berserta antena yang terpasang pada kabel coaxial.
Pemasangan antena harus pada tempat yang strategis dan tidak ada halangan tembok terutama beton agar semua workstation dapat mengaksesnya dari arah manapun juga. Interface Intel EEPro terhubung dengan jaringan kabel dengan network address 202.43.253.0/26 dan diberi ip address 202.43.253.9, untuk interface orinoco terhubung dengan jaringan nirkabel dengan mode jaringan ad-hoc atau peer to peer dengan network address 192.168.10.0/24. IP Address yang diset pada device tersebut adalah 192.168.10.1, SSID = “wireless”, WEP key enabled, Key = “4321” dan Channel = 11. Sistem tersebut memiliki default gateway menuju ip 202.43.253.1.
Sebuah laptop dipasang device orinoco silver dan diberi konfigurasi IP Address 192.168.10.10 dan SSID = “wireless”, WEP key enabled, Key = “4321” dan Channel = 11. Pengetesan simulasi access point meng-gunakan FreeBSD ini dilakukan dengan mencoba melacak apakah paket yang di-lempar oleh workstation nirkabel dapat mencapai jaringan kabel. Pengetesan dapat dilakukan dengan berbagai macam. Karena terdapat dua konfigurasi yang berbeda yaitu menggunakan NAT dan tidak maka metode pengetasannya berbeda. Yang pertama pengetesan router tanpa menggunakan NAT. Pengetesan ini cukup dilakukan dengan menggunakan utiliti ping dimana laptop ping ke server mandrake.petra.ac.id di jaringan kabel, dan ada response dari server tersebut maka router yang dibuat untuk menyambungkan jaringan nirkabel dan jaringan kabel telah berhasil.
Untuk konfigurasi kedua cara pengetesan sedikit
rumit karena jarang sekali utiliti yang menampilkan secara keseluruhan isi
sebuah paket. Untuk mudahnya adalah menggunakan cara login ke server john.
petra.ac.id lain di jaringan kabel dan melihat darimanakah user tersebut login
dengan perintah “w” dan apabila lokasi user berasal dari IP Address
202.43.253.9 atau hostname matt.petra.ac.id maka NAT telah berhasil.
KESIMPULAN
FreeBSD dapat menghubungkan jaring-an kabel dengan jaringan nirkabel dengan mengfungsikan FreeBSD tersebut sebagai router. Tetapi FreeBSD tidak dapat mensimu-lasikan seluruhan kemampuan dari “access point”. Kelemahan yang lain adalah mode jaringan nirkabel yang dapat dijalankan adalah mode peer to peer bukan infrastructure.
DAFTAR PUSTAKA
FreeBSD dapat menghubungkan jaring-an kabel dengan jaringan nirkabel dengan mengfungsikan FreeBSD tersebut sebagai router. Tetapi FreeBSD tidak dapat mensimu-lasikan seluruhan kemampuan dari “access point”. Kelemahan yang lain adalah mode jaringan nirkabel yang dapat dijalankan adalah mode peer to peer bukan infrastructure.
DAFTAR PUSTAKA